Museum

Museum Sonobudoyo: Profil Singkat dan Alamat

Museum Sonobudoyo terletak di Yogyakarta dan merupakan jenis museum umum level provinsi. Salah satu museum terbesar di Indonesia ini memiliki sepuluh jenis koleksi, yaitu geologika, biologika, ethnografika, arkeologi, numismatika/heraldika, historika, filologika, keramologika, seni rupa, dan teknologika.

Terletak di jantung kerajaan Jawa, Museum Sonobudoyo tentunya memiliki koleksi yang berhubungan dengan tradisi dan budaya Jawa. Museum ini ada untuk melestarikan warisan adiluhung tersebut, sesuai dengan slogannya yaitu “Ana, Anjaga, Ambudhaya” yang artinya Sonobudoyo ada untuk menjaga dan merawat kebudayaan.

Bangunan Museum Sonobudoyo terdiir dari dua unit. Sonobudoyo Unit I terletak di Jalan Pangurakan dan Unit II di Jalan Wijilan. Beberapa ruang pamer yang ada di museum ini yakni ruang wayang, ruang senjata, ruang topeng, ruang batik, ruang ukir, ruang mainan atau dolanan, ruang prasejarah, dan ruang Bali.

Tak hanya menyajikan berbagai koleksi, Museum Sonobudoyo punya banyak acara andalan. Misalnya saja pagelaran Wayang Kulit setiap hari Selasa malam. Lalu ada pagelaran Wayang Topeng Panji pada hari Jumat-Minggu. Juga ada pagelaran Wayang Orang pada hari Rabu dan Kamis.

Menariknya, Museum Sonobudoyo juga punya bioskop yang memutar film-film karya orang Yogyakarta. Penayangannya dilakukan setiap hari Selasa-Minggu.

Sejarah singkat Museum Sonobudoyo

Sonobudoyo punya sejarah yang panjang. Awalnya berupa sebuah yayasan yang memiliki perhatian besar dan bergerak dalam bidang kebudayaan Jawa, Madura, Bali, dan Lombok. Yayasan ini bernama Java Instituut yang berdiri pada 1919.

Dalam perkembangannya, kongres yang diselenggarakan Java Instituut pada 1924 memutuskan untuk membangun sebuah museum di Yogyakarta. Namun, baru pada 1931 panitia perencana pendiriannya dibentuk dengan beranggotakan antara lain Ir.Th. Karsten P.H.W. Sitsen, dan Koeperberg.

Untuk bangunannya, museum ini menempati tanah bekas “Shouten”, yaitu tanah hadiah dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII. Penggunaan bangunan ini ditandai dengan sengkalan candrasengkala “Buta Ngrasa Estining Lata”, yang berarti tahun 1865 dalam kalender Jawa atau tahun 1934 dalam kalender Masehi.

Pada 6 November 1935, Museum Sonobudoyo diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dengan ditandai Candrasengkala “Kayu Winayang Ing Brahmana Budha”. Bangunan Museum Sonobudoyo berbentuk rumah Joglo dengan arsitektur Masjid Keraton Kasepuhan Cirebon. Bangunan museum akhirnya menjadi bangunan cagar budaya nasional.

Untuk bangunan museum Unit II, sebelumnya merupakan Dalem Condrokiranan, yaitu tempat tinggal Adipati Anom Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Mataram yang kemudian bergelar Ngarso Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono III. Kompleks bangunan ini berada di dalam lingkungan benteng keraton dan juga telah menjadi cagar budaya nasional.

Alamat

Museum Sonobudoyo berlokasi di Jalan Pangurakan No.6, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta. Ini merupakan alamat untuk Museum Sonobudyoyo Unit I.

Sedangkan alamat Unit II ada di Jalan Wijilan No. 27D, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta. Jarak Unit I dan Unit II hanya sekitar 500 meter.

Lihat Lokasi di Google Maps: Museum Sonobudoyo Unit I dan Google Maps: Museum Sonobudoyo Unit II

Jarak tempuh ke museum dari dari Bandara Adi Sutjipto sekitar 12 km. Dari Stasiun Tugu jaraknya sekitar 3 km dan dari Stasiun Lempuyangan sekitar 4 km. Sdangkan dari Terminal Giwangan berjarak 8 km.

Museum Sonobudoyo buka pada hari Selasa-Minggu jam 09.00-21.00. Sama seperti yang lainnya, pada hari Senin serta hari libur nasional museum ini tutup.

Untuk informasi mengenai waktu berkunjung dan harga tiket masuk terbaru, kamu bisa lihat di websitenya: sonobudoyo.com

Atau Instagram-nya di: @sonobudoyo

Baca Juga: Daftar Lengkap Nama Museum di Indonesia

Kamu sudah pernah berkunjung? Tulis review-nya di kolom komentar ya!

Referensi: Buku Katalog Museum Indonesia Jilid II, Kemendikbud | website museum