>1998, 1800, 1900, Populer, Stori

Kronik Sejarah Mobil di Indonesia, Jejaknya Sudah Ada Sejak 1894

Sejarah mobil di Indonesia, atau disebut Hindia Belanda saat masih dijajah Belanda, sudah bermula sejak akhir abad ke-19. Sebagai tanah jajahan dari bangsa Eropa, saat itu banyak orang Eropa yang tinggal di sini.

Orang Eropa tersebut tentu saja mengikuti perkembangan yang terjadi di tempat asalnya. Salah satunya adalah perkembangan dunia otomotif, termasuk mobil dan motor. Maka tak heran, mereka pun tertarik untuk mendatangkan kendaraan tersebut ke Hindia Belanda.

Menariknya, orang pertama yang memesan mobil justru berasal dari orang Indonesia sendiri. Bagaimana kronik dari sejarah mobil di Indonesia? Simak uraiannya berikut ini!

Kronik Sejarah Mobil di Indonesia

1894: Mobil pertama tiba di Indonesia

Mobil pertama yang masuk ke Indonesia bermerek Benz Viktoria. Kendaraan buatan Jerman ini tiba di Pulau Jawa melalui pelabuhan Semarang. Mobil ini didatangkan oleh Prottle & Co, toko penjual barang-barang impor yang berlokasi di Pasar Besar di Surabaya.

Siapa pemilik mobil pertama di Indonesia tersebut? Pemesannya adalah Susuhunan Paku Buwono X dari Surakarta. Sang Raja memutuskan untuk membeli mobil tersebut setelah mendapat masukan dari penasihatnya yang orang Belanda.

1897: Mobil kedua tiba di Indonesia

Selisih beberapa tahun dari kedatangan mobil pertama, mobil kedua datang ke Indonesia tepatnya di kota Surabaya. Mobil itu milik AH Prottle, seorang pengusaha keturunan Jerman yang tinggal di Surabaya.

AH Prottle adalah salah seorang pemilik dari Prottle & Co, perusahaan yang juga mendatangkan mobil pertama di Indonesia milik Susuhunan Surakarta.

Mobil milik AH Prottle adalah Benz Velo Tipe Comfortable. Ini merupakan model Benz pertama yang menggunakan jari-jari besi dan ban yang berisi udara.

1898: Selain buatan Jerman, mobil buatan Prancis pun tiba di Indonesia

Peugeot, mobil buatan Prancis, tiba di Pulau Jawa pada 1898. Pemilik mobil ini adalah AE Rouffaer. Ia merupakan kepala Pabrik Gula Kedawoe di Kediri.

Setahun berikutnya datang Peugeot lain kepunyaan Ir. Jan A Stoop. Seorang warga Surabaya yang bekerja di penyulingan miyak di Cepu.

1902: Mobil Benz ketiga di Indonesia dan pertama di Sumatra

Sewindu dari kedatangan mobil pertama di Indonesia atau saat itu Hindia Belanda, mobil Benz ketiga tiba di Sumatra. Mobil ini kepunyaan Prof. Dr. W Schuffner, seorang dokter medis. Benz milik Prof. Dr. W Schuffner merupakan mobil pertama di Sumatra. Ia kemudian menjadi ketua Deli Automobile Club.

1910-an: Populasi mobil bertambah

Belasan tahun setelah mobil pertama tiba, populasi mobil sudah bertambah. Belum terdapat data berapa tepatnya jumlah mobil saat itu. Namun, di beberapa kota mobil sudah terlihat berlalu lalang.

Dalam perkembangannya, berbagai merek mobil pun meramaikan jalanan. Mulai dari mobil bermesin pembakaran dalam seperti Albion, Berliet, British Daimler, Buick, Cadillac, Charron, Chevrolet, Darracq, Delaunay Bellevelle, Fiat, Ford, Mercedes, Minervette, Oldsmobile, Orient, Oryx, Panhard Levassor, Renault, Reo, dan Spyker.

Juga ada mobil dengan mesin uap, seperti Serpollet, Locomobile, dan White Steam Car. Selain itu, ada pula mobil yang menggunakan motor listrik seperti De Dion Bouton.

1920: Awal mula industri otomotif Indonesia

Bisa dibilang bahwa industri otomotif Indonesia dimulai pada tahun 1920. Saat itu, General Motors (GM) mendirikan pabrik perakitan Chevrolet di Tanjung Priok.

Tahun 1938, pabrik perakitan ini diperbesar. GM juga membuka agen di kota-kota besar lain, salah satunya di Yogyakarta. GM Menjual Chevrolet, Pontiac, Cadillac, dan Buick. Dua merek terakhir dimasukkan secara utuh dari Amerika, alias mobil CBU (completely buit-up)

1961: Mobil buatan Jepang masuk ke Indonesia, Toyota yang pertama

Berbicara tentang sejarah mobil di Indonesia rasanya tak lengkap tanpa membahas mobil buatan Jepang. Mobil merek Jepang yang pertama masuk ke Indonesia adalah Toyota. Ini terjadi setelah era Indonesia merdeka.

Ada dua pihak yang memasukkan Toyota ke Indonesia. Pertama, Departemen Transmigrasi, Koperasi, dan Pembangunan Masyarakat Desa. Lembaga ini mendatangkan mobil berjenis jip Toyota Land Cruiser beratap kanvas.

Pihak lain yang mendatangkan Toyota adalah seorang pengusaha di Semarang, Jawa Tengah. Pengusaha ini memasukkan sedan Toyopet.

1962: Daihatsu, mobil buatang Jepang lainnya, masuk ke Indonesia

ilustrasi Daihatsu Midget
ilustrasi Daihatsu Midget (Wikimedia Commons/先従隗始)

Setelah Toyota, giliran merek Daihatsu yang tiba di Indonesia pada Juli 1962. Saat itu, Daihatsu yang didatangkan adalah Daihatsu Midget, jenis kendaraan beroda tiga yang dikenal dengan sebutan bemo.

Kendaraan ini dimasukkan oleh sebuah perusahaan di Cawang bernama PT Pabrik Diesel dan Traktor (PT Paditraktor) milik Tayeb Mohammad Gobel.

1966-1972: Mobil buatan Jepang membanjiri Indonesia

Selain Toyota dan Daihatsu, mobil buatan Jepang lainnya mulai berdatangan dan mencari peruntungan di pasar Indonesia. Misalnya saja Nissan, Mazda, Mitsubishi, Suzuki, Subaru, dan Honda.

Di jalanan Indonesia mulai ramai dengan Nissan Patrol, Mazda 600, Mitsubishi Galant, juga Mitsubishi Colt T100 dan T120 yang merupakan raja angkutan umum dan niaga. Mobil mungil asal Jepang pun berseliweran di jalanan, seperti Daihatsu Fellow Max, Suzuki Fronte, Subaru Rex, Honda Life, kemudian Honda Civic.

1977: Mobil sejuta umat Indonesia lahir

Pada 9 Juli 1977, Toyota Kijang diluncurkan di Ballroom Hotel Hilton, Senayan, Jakarta. Toyota Kijang generasi pertama itu merupakan mobil niaga. Ini adalah permulaan dari dominasi Kijang di Indonesia.

Setelahnya, muncul juga mobil-mobil niaga dari merek lain, seperti Suzuki Carry, Daihatsu Hijet, dan Mitubishi L30 yang menggantikan Colt T120.

1979: Sudah banyak merek mobil yang meramaikan pasar Indonesia

Hingga tahun 1979, sudah banyak berbagai merek yang memasarkan mobilnya di Indonesia. Merek-merek tesebut antara lain Alfa Romeo, BMW, Citroen, Chevrolet, Daf, Daihatsu, Dodge, Fiat, Ford, Holden, Honda, Isuzu, Land Rover, Mazda, Mercedes Benz, Mitsubishi, Nissan, Opel, Peugeot, Renault, Simca, Subaru, Suzuki, Toyota, Volkswagen, Volvo.

1980-an: Berkurangnya jumlah merek mobil

Untuk mengembangkan sistem produksi mobil di Indonesia, pemerintah menciutkan merek-merek mobil yang beredar di pasaran. Akibatnya, merek mobil pun berkurang drastis. Merek yang bertahan antara lain BMW, Daihatsu, Honda, Isuzu, Mercedes Benz, Mitsubishi, Suzuki, Toyota, dan Volvo.

1995: Pemain baru dari Korea Selatan

Pada pertengahan dekade 1990-an, muncul pemain otomotif baru di Indonesia. Merek mobil asal Korea Selatan mulai hadir di pasaran. Merek Hyundai, KIA, dan Daewoo mulai bersaing dengan merek yang lebih dahulu hadir.

1996: Proyek mobil nasional

Pemerintah Indonesia sempat mengeluarkan proyek mobil nasional yang diberi merek Timor. Proyek ini dijalankan oleh PT Timor Putra Nasional milik Hutomo Mandala Putra, putra dari Presiden Soeharto. Timor bukanlah mobil asli buatan Indonesia. Mobil ini berasal dari KIA Sephia asal Korea Selatan.

Selain Timor, ada juga merek Bimantara dari PT Bimantara Cakra. Perusahaan ini milik putra Presiden Soeharto lainnya, Bambang Trihatmodjo. Mobil yang dipasarkan adalah Bimantara Neggala dan Bimantara Cakra yang merupakan kembaran dari Hyundai Elantra dan Hyundai Accent.

Proyek mobil nasional sebagai bagian dari sejarah mobil Indonesia tak berlangsung lama. Dengan mundurnya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998, kelanjutan proyek ini pun terhenti.

2000: Kembalinya banyak merek mobil

Usai krisis moneter, keadaan ekonomi berangsur pulih. Salah satunya ditandai dengan kembali bergeliatnya industri otomotif.

Merek-merek lama yang sempat menghilang kembali bertaruh peruntungan di pasar Indonesia. Mereka adalah Chevrolet, Ford, Mazda, Nissan, Land Rover, Subaru, Volkswagen. Selain itu, ada juga merek baru yang muncul seperti Audi, Bentley, Ferrari, Maserati, Porsche, dan Rolls-Royce.

***

Memasuki abad ke-21, sejarah mobil di Indonesia makin berkembang. Mobil Kijang yang diluncurkan pada pertengahan 1970-an sudah mencapai produksi ke-1.000.000 unit pada tahun 2003, 26 tahun setelah kelahirannya.

Pasar mobil pun berkembang. Merek mobil dari negara Asia lain mulai berdatangan seperti dari Cina (Chery, Geely, Wuling, dan DFSK), Malaysia (Proton), India (Tata dan Mahindra).

Dalam perkembangannya, mobil bertenaga listrik mulai dilirik di Indonesia. Pada 2010, Toyota pernah memakerkan kendaraan listrik bernama FT-EV II yang penggeraknya baterai dan motor listrik.

Para produsen lokal juga sempat mengembangkan mobil listrik produksi sendiri, misalnya Tucuxi dan Selo. Sayangnya, produksi buatan lokal tak berkembang.

Pada 2022, lahir tonggak baru dalam sejarah mobil di Indonesia. Hyundai Inoiq 5 menjadi mobil listrik murni (battery electric vehicle/BEV) pertama yang diproduksi secara massal di Indonesia.

Referensi: buku Sejarah Mobil dan Kisah Kelahiran Mobil di Negeri Ini karya James Luhulima | Kompas | Detik | Republika | Suara | gambar: Wikimedia Commons

Buku bahan bacaan tentang sejarah otomotif di Indonesia:

  • buku Kreta Setan, “De Duivelswagen”: Autopioniers van Insulinde karya F.F. Habnit (Gravenhage: Tong-Tong, 1977)
  • buku Konglomerasi: Negara dan Modal dalam Industri Otomotif Indonesia 1950-1985 karya Ian Chalmers (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996)
  • buku Sejarah Mobil dan Kisah Kelahiran Mobil di Negeri Ini karya James Luhulima (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2012)
  • buku biografi Soebronto Laras Meretas Dunia Otomotif Indonesia karya Soebronto Laras (Jakarta: Aksara Kurnia, 2005)