Sederet Kerajaan Islam di Indonesia, dari Sumatra sampai Papua
Kerajaan Islam di Indonesia – Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan beragam. Dengan luas wilayah yang terbentang dari Pulau Sumatra hingga Papua, berbagai kerajaan pernah menguasai berbagai tempat di Nusantara.
Setelah era Kerajaan Hindu-Budha, mulailah muncul kerajaan Islam di Indonesia. Kerajaan Islam tersebar di berbagai pulau. Simak ulasan mengenai sederet kerajaan Islam di Indonesia berikut ini.
Kerajaan Islam di Indonesia
1. Kesultanan Samudra Pasai
Kesultanan Samudra Pasai diperkirakan berdiri pada pertengahan abad ke-13 M. Terletak di Pulau Sumatra yaitu sekitar sebelah timur Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam. Raja pertamanya adalah Sultan Malik as-Shaleh yang wafat pada tahun 696 H atau 1297 M.
Samudra Pasai mencapai puncak kejayaan pada awal abad ke-16. Perdagangan terjadi dengan pedagang dari berbagai negeri seperti Turki, Arab, Persia, Gujarat, Keling, Bengal, Melayu, Jawa, Siam, Kedah, dan Pegu. Barang komoditas yang diperdagangkan adalah lada, sutera, dan kapur barus.
Samudra Pasai mengalami kemunduran setelah Portugis menguasai Malaka pada 1511. Sumber sejarah yang berkaitan dengan Samudra Pasai antara lain kitab Sejarah Melayu, Hikayat Raja-Raja Pasai, serta Hikayat Patani.
2. Kesultanan Aceh Darussalam
Pada 1524, Kesultanan Aceh Darussalam menaklukkan Pedir dan Samudra Pasai. Itu terjadi pada masa pemerintahan Sultan Ali Mughayat Syah. Sultan ini pula yang sempat menyerang kapal Portugis di Bandar Aceh.
Salah satu penerus Sultan Ali Mughayat Syah yang terkenal adalah Sultan Alauddin Riayat Syah al-Qahhar (1538-1571). Pada masa ini, Aceh menjalin hubungan strategis dengan kerajaan Islam di Timur Tengah seperti Turki, Mesir dan Abessinia (Ethiopia).
Penguasa Kesultanan Aceh Darussalam lain yang sangat termasyhur adalah Sultan Iskandar Muda. Pada masa Sultan Iskandar Muda, Aceh sangat disegani dan berhasil menundukkan daerah-daerah di sepanjang pesisir timur dan barat Sumatra, hingga Johor di Semenanjung Malaya.
Kesultanan Aceh juga mengancam kedudukan Portugis di Malaka. Kesultanan Aceh bahkan menjadi musuh kuat bagi VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) dan Belanda hingga awal dekade abad ke-20.
3. Kerajaan-kerajaan Islam di Riau
Kerajaan-kerajaan Islam yang ada di daratan Riau dan Kepulauan Riau antara lain Siak, Kampar, dan Indragiri. Sebelumnya, kerajaan-kerajaan tersebut dikuasai oleh Kerajaan Melayu dan Singasari serta Majapahit pada abad ke-13 dan ke-14.
Kerajaan Siak, Kampar, dan Indragiri diperkirakan tumbuh menjadi kerajaan bercorak Islam pada abad ke-15. Pengaruh Islam ini datang dari Samudra Pasai dan Malaka. Salah satu sumber sejarahnya adalah catatan Tome Pires (1512-1515).
4. Kerajaan Islam di Jambi
Agama Islam diperkirakan sudah ada di Jambi sejak abad ke-9 atau abad ke-10 sampai abad ke-13. Hanya saja, proses Islamisasi masih terbatas pada perorangan.
Islam yang menjadi bagian dari politik kerajaan tumbuh bersamaan dengan berkembangnya Kerajaan Islam Jambi sekitar awal abad ke-16 M. Penguasanya adalah Orang Kayo Hitam yang merupakan turunan raja-raja Pagarruyung.
5. Kesultanan Palembang
Komunitas Muslim muncul di Palembang pada akhir abad ke-15. Satu abad kemudian pada akhir abad ke-16, Palembang sudah menjadi salah satu kantong Islam terpenting di Sumatra.
Palembang sebagai pusat penguasa Muslim sudah ada sejak tahun 1550, tetapi nama tokoh yang menjadi sultan pertamanya tercatat berkuasa sejak 1659 sampai 1706. Sultan pertama Kesultanan Palembang adalah Susuhunan Sultan Abdurrahman Khalifat al-Mukminin Sayyid al-Iman/Pangeran Kusumo Abdurrahman/Kiai Mas Endi.
Sejak sultan pertama, Palembang kemudian dipimpin oleh sebelas sultan lain sejak 1706 hingga sultan yang terakhir, Pangeran Kromojoyo/Raden Abdul Azim Purbolinggo yang berkuasa pada 1823 hingga 1825.
6. Kesultanan Demak
Kesultanan Demak diperkirakan berdiri pada tahun 1500 M, usai keruntuhan Majapahit yang terjadi sekitar tahun 1478 M. Raja pertama Demak adalah Raden Fatah yang bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fatah. Ia menjadi penguasa pada 1500 hingga 1518.
Demak menjadi kesultanan yang maju, terutama karena tumbuh sebagai pusat perdagangan. Selain itu, Demak juga merupakan pusat penyebaran agama Islam di Jawa.
7. Kesultanan Mataram
Setelah Kesultanan Demak runtuh, lahir Kerajaan Pajang di bawah kekuasaan Sultan Hadiwijaya. Pajang menjadi kesultanan yang berkembang baik meski umurnya tak panjang.
Sultan Hadiwijaya punya orang kepercayaan bernama Ki Ageng Pamanahan. Ki Ageng lalu diangkat menjadi adipati di Mataram setelah berhasil membantu Sultan Hadiwijaya mengalahkan Arya Penangsang. Anak Ki Ageng Pamanahan yang bernama Raden Sutawijaya, juga diangkat oleh Sultan menjadi anak angkat.
Pada 1582, Sultan Hadiwijaya wafat. Sayangnya, penerus Sultan Hadiwijaya yang bernama Pangeran Benowo adalah raja yang lemah.
Sementara itu, Raden Sutawijaya yang menggantikan Ki Ageng Pamanahan di Mataram justru kekuasaannya semakin kuat. Hingga pada akhirnya, Istana Pajang pun jatuh ke tangan Raden Sutawijaya.
Raden Sutawijaya kemudian memindahkan pusaka Kerajaan Pajang ke Mataram dan menobatkan dirinya sebagai sultan pertama Mataram dengan gelar Panembahan Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama.
Panembahan Senapati kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Mas Jolang (1601-1613). Mas Jolang lalu digantikan oleh putranya bernama Mas Rangsang yang lebih dikenal dengan nama Sultan Agung (1613-1645). Pada masa Sultan Agung inilah Mataram mencapai era keemasannya.
8. Kesultanan Cirebon
Kesultanan Cirebon didirikan oleh Syarif Hidayatullah yang juga dikenal sebagai Susuhunan Jati atau Sunan Gunung Jati. Ia berkuasa pada 1479-1568.
Sunan Gunung Jati merupakan salah satu Wali Songo yang mendapat julukan Pandita-Ratu. Itu lantaran statusnya sebagai wali penyebar Islam di Tatar Sunda sekaligus sebagai kepala pemerintahan.
Pada masanya, Islam berkembang ke berbagai daerah di Sunda seperti Kuningan, Talaga, Galuh, dan Banten. Putranya, Maulana Hasanuddin, kemudian menjadi penguasa Kesultanan Banten.
9. Kesultanan Banten
Awal Kesultanan Banten bisa dirunut pada sekitar tahun 1526. Saat itu, Kerajaan Demak tengah memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat pulau Jawa. Maulana Hasanuddin, yang nantinya menjadi raja pertama Kesultanan Banten, punya andil dalam upaya ini.
Maulana Hasanuddin sendiri adalah putra dari Sunan Gunung Jati. Maulana Hasanuddin menjadi Sultan Banten pada 1552-1570.
Periode keemasan Kesultanan Banten terjadi pada era Sultan Ageng Tirtayasa yang berkuasa pada tahun 1651-1682. Pada eranya, perdagangan Banten berkembang dan ekonomi pun maju. Kehidupan sosial dan budaya pun bersendikan budaya islam.
Baca Juga: 12 Kerajaan Hindu Budha di Indonesia, dari Kutai sampai Majapahit
10. Kesultanan Pontianak
Kesultanan Pontianak terletak di Kalimantan bagian barat. Pendirinya adalah Syarif Abdurrahman Nur Alam ibn Habib Husin al-Gadri yang berkuasa pada 1773-1808.
Penguasa berikutnya adalah Syarif Kasim ibn Abdurrahman al-Gadri yang berkuasa pada 1808-1828. Selanjutnya, Kesultanan Pontianak diperintah oleh sultan-sultan dari keluarga Habib Husin al-Gadri.
11. Kesultanan Banjar (Banjarmasin)
Sultan pertama dari Kesultanan Banjar (1526-1905) adalah Raden Samudera yang bergelar Sultan Suryanullah. Pada era kekuasaannya, wilayah Kesultanan Banjar meluas sampai Sambas, Batanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madawi dan Sambangan.
Sepeninggal Sultan Suryanullah, beberapa penerusnya silih berganti. Salah satu yang terkenal adalah Sultan Mustain Billah yang ditakuti kerajaan-kerajaan sekitarnya. Pada masa ia berkuasa sekitar abad ke-17, Kesultanan Banjar mampu membendung pengaruh politik dari Tuban, Arosbaya, dan Mataram.
12. Kesultanan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa resmi menjadi kerajaan bercorak Islam pada 1605. Dalam sejarah kerajaan Gowa, sultan yang cukup terkenal adalah Sultan Hasanuddin yang memerintah pada 1653 hingga 1669.
Pada eranya, kekuasaan Gowa-Tallo meliputi hampir seluruh wilayah Sulawesi bagian selatan. Ia juga menguasai Kalimantan bagian timur, hingga Nusa Tenggara. Sultan Hasanuddin pun merupakan Raja Gowa-Tallo yang menentang dominasi perdagangan VOC.
13. Kesultanan Ternate
Agama Islam mulai menyebar di Kerajaan Ternate pada abad ke-14. Sedangkan keluarga kerajaan baru memeluk Islam pada era pemerintahan Raja Marhum abad ke-15 setelah datang seorang alim dari Jawa yang bernama Maulana Husein.
Pada perkembangannya, Kesultanan Ternate mencapai puncak kemajuan ketika Sultan Baabullah memerintah pada 1570 hingga 1583. Sultan Baabullah menjadi tokoh penting dalam perlawanan terhadap Portugis.
14. Kesultanan Tidore
Sama seperti Ternate, Tidore awalnya bukan merupakan kerajaan Islam. Agama Islam baru masuk dan berkembang di Tidore pada akhir abad ke-15.
Dalam perkembangannya, Kesultanan Tidore mencapai masa kejayaan pada era Sultan Nuku yang berkuasa pada 1797 hingga 1805. Sultan Nuku terkenal gigih melawan Belanda.
15. Kerajaan Selaparang (Lombok)
Kerajaan Selaparang merupakan kerajaan Islam yang berada di Lombok. Selaparang menjadi pusat penyebaran agama Islam di kawasan tersebut.
Selaparang mengalami zaman keemasan pada masa pemerintahan Prabu Rangkesari. Dari Lombok, Islam menyebar ke Pejanggik, Parwa, Sokong, Bayan dan lainnya.
Terpengaruh dengan adanya Perjanjian Bongaya, Kerajaan Selaparang memindahkan pusat kekuasaannya ke Sumbawa pada 1673. Sumbawa dinilai lebih strategis untuk menghalau ancaman dan serangan VOC.
16. Kerajaan Bima
Kerajaan Bima merupakan kerajaan Islam yang menonjol di Nusa Tenggara. Raja pertamanya yang memeluk Islam adalah Ruma Ta Ma Bata Wada dengan gelar Sultan Abdul Kahir atau Sultan Bima I.
Dalam perkembangannya, Kerajaan Bima adalah salah satu yang paling gigih memerangi VOC. Sepanjang abad ke-18, Kerajaan Bima pun terus melawan dominasi VOC.
17. Kerajaan-kerajaan Islam di Papua
Penyebaran Islam di Papua, terutama daerah pesisir barat, sudah berlangsung sejak pertengahan abad ke-15. Penyebarannya dipengaruhi oleh kerajaan-kerajaan Islam yang berada di Maluku seperti Ternate, Tidore, dan Bacan.
Beberapa kerajaan Islam yang ada di Papua antara lain: Kerajaan Waigeo, Kerajaan Misool, Kerajaan Salawati, Kerajaan Sailolof, Kerajaan Fatagar, Kerajaan Rumbati (yang terdiri dari Kerajaan Atiati, Sekar, Patipi, Arguni, dan Wertuar), Kerajaan Kowiai, Kerajaan Aiduma, dan Kerajaan Kaimana.
***
Selain yang disebutkan di atas, masih banyak kerajaan Islam di Indonesia lainnya. Di Kalimantan ada Kesultanan Pasir (1516), Kesultanan Kotawaringin, Kerajaan Pagatan (1750), Kesultanan Sambas (1671), Kesultanan Kutai Kartanegara, Kesultanan Berau (1400), Kesultanan Sambaliung (1810), Kesultanan Gunung Tabur (1820), Kesultanan Tidung, dan Kesultanan Bulungan (1731)
Di Sulawesi, masih ada beberapa kerajaan Islam lain. Beberapa di antaranya adalah Bone, Wajo dan Soppeng, dan Kesultanan Buton.
Referensi: buku Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas X karya Restu Gunawan dkk/Kemendikbud | gambar: Wikimedia Commons & Canva
- 6 Podcast Peter Carey Ini Bahas Pangeran Diponegoro, Menarik! - September 25, 2024
- Daftar Isi Buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 Karya M.C. Ricklefs - August 12, 2024
- Daftar Provinsi di Indonesia Beserta Ibu Kotanya, Ada 38 Provinsi - August 5, 2024