1600 - 1799, Umum, VOC

Daftar Penamaan Kapal Zaman VOC, dari Canoa sampai Paduakang

Kapal Zaman VOC – Vereenig-de Oost-Indische Compagnie atau VOC menguasai perdagangan di Nusantara selama dua abad. Sejak berdiri pada 1602, perserikatan dagang asal Belanda ini lalu-lalang di perairan sepanjang Samudra Hindia hingga perairan di Kepulauan Rempah-rempah di timur.

Dengan sejarahnya yang panjang, tak heran VOC punya glosarium yang panjang tentang kapal-kapal di Nusantara. Disarikan dari VOC Glossary Indonesia yang disusun oleh Mona Lohanda (dkk), berikut ini daftar penamaan kapal zaman VOC. Simak yuk, untuk menambah pengetahuan kita.

Istilah Kapal Zaman VOC

1. Almadia

potret kapal almadia
potret kapal almadia (Wikimedia Commons/Joaquim de Mello)

Ini adalah kapal berjenis sampan yang biasa digunakan oleh orang pedalaman di sepanjang Samudra Hindia. Almadia disebut juga chiambok.

2. Arumbaai, Orembaai

Nama kapal jenis arumbaai atau orembaai ini awalnya hanya digunakan di daerah Maluku untuk jenis perahu panjang tanpa sayap. Perahu ini didayung dan dikemudikan oleh para pendayung.

Arumbaai dirancang untuk transportasi penumpang, dengan ciri memiliki atap kepang di tengah dan penumpang duduk di bawah atap itu. Di perahu itu ada satu atau lebih pemain gong yang tugasnya mengiramakan laju pendayung.

Pada abad ke-17, ada istilah ‘oroembaaien’ yang artinya naik sampan rembaya. Ini menjadi salah satu rekreasi paling populer di Batavia. Para penumpangnya naik perahu kecil rembaya di sungai atau kanal kota pada malam hari. Pemain gong digantikan oleh orkestra rumah yang dimainkan para budak.

Kata orembaai diperkirakan sebuah kata campuran dari Bahasa Melayu, rembaya (perahu negara), dan kemudian diberi awalan o- dari Bahasa Portugis. Dalam Bahasa Kompeni, kata itu menjadi berbunyi ‘orang baik’.

3. Bakkaleytsvaartuig

Bakkaleytsvaartuig adalah perahu orang pribumi. Kata bakkaleytsvaartuig sendiri berasal dari Bahasa Melayu, yaitu berkelahi.

4. Canoa atau Canoe

Dalam Bahasa Indonesia, canoa atau canoe berarti kano. Ini merupakan jenis kapal pendek dan sempit dengan ujung yang runcing. Kapal ini digerakkan dengan cara mendayung. Dahulu kala, kano dibuat dari satu batang pohon yang dironggai.

Baca Juga: Daftar Lengkap Gubernur Jenderal VOC, dari Awal hingga Bangkrut

5. Chiampan atau Sjampan atau Sampan

Chiampan atau sjampan atau sampan adalah jenis kapal kecil yang dapat berlayar dengan baik dengan lunas yang tajam. Lunas sendiri adalah istilah untuk bagian di bawah perahu. Kata chiampan atau Sjampan berasal dari bahasa China Hokkien, sam-pan. Kapal ini disebut juga perahu pribumi.

6. Fluit atau Fluyt

Fluit adalah jenis kapal pengangkut sederhana yang paling disukai pada abad ke-17. Kapal ini ringan dan biaya pembuatannya murah. Pengoperasian kapal ini pun bisa dilakukan dengan peralatan yang lebih sedikit dibandingkan kapal lain. Itu bisa terjadi lantaran tali-temali kapal fluit lebih sederhana.

Di Hindia Belanda, kapal fluit punya kelemahan. Sering ada keluhan bahwa bagian belakang kapal ini tidak memiliki buritan atau spiegel, tetapi lambung kapalnya cembung dan permukaannya yang terkena matahari tropis menjadi retak sehingga bisa menyebabkan kebocoran.

7. Fregat atau Frigate

Awalnya merupakan kapal terbuka besar yang digunakan bangsa Portugis untuk tujuan perang di kawasan Timur pada abad ke-16 dan ke-17. Kapal jenis ini digerakkan oleh layar ataupun dayung.

Selama masa Perang Tujuh Tahun (1756-1763), kapal fregat menjadi sebutan untuk kapal tiga tiang dengan layar andang-andang dan layar buritan. Kapal ini dipersenjatai dengan jumlah 24 hingga 50 meriam.

8. Gadong, Gading, Gaing

Gadong, Gading, Gaing adalah penamaan Cina kuno untuk kapal berjenis fluyt

9. Galjoot

potret kapal galjoot
potret kapal galjoot (Wikimedia Commons/Willem Van de Velde, the Elder)

Galjoot dalam Bahasa Indonesia adalah galiot atau galeota dalam Bahasa Portugis. Itu merupakan kapal layar yang lebar dan datar dengan dua tiang layar. Kapal jenis ini cocok untuk berlayar di tempat yang dangkal. Galjoot bisa digerakkan dengan layar ataupun dayung.

10. Galley, Gelias

potret kapal zaman voc berjenis galley
potret kapal galley (Wikimedia Commons/Joaquim de Mello)

Galley dalam Bahasa Portugis adalah gale, sementara dalam Bahasa Indonesia adalah Galai. Itu merupakan kapal kecil dan cepat yang banyak digunakan di Laut Merah dan di sepanjang pesisir Hindia. Perahu kecil ini juga bisa merujuk kepada perahu dagang yang terdapat di sebelah barat Samudra Hindia. Bahannya terbuat dari papan-papan yang dilapisi dengan serat kelapa dan serat lainnya.

Setiap bangsa punya cara sendiri-sendiri dalam menuliskan dan mengucapkan nama kapal ini. Menurut bunyinya, kapal ini juga dituliskan sebagai jelias. Kata tersebut berasal dari dua nama kapal Eropa, galei dan jol. Dalam bahasa Arab, kapal ini disebut jalba, yaitu kapal dengan perlengkapan perang yang terdapat di pesisir Malabar.

Baca terus, yuk, penamaan kapal zaman VOC berikutnya!

11. Gonting, Kunting

Gonting dalam Bahasa Jawa adalah Konting, yang artinya sampan kecil. Kapal ini merupakan kapal datar, terbuka, dan berukuran lebar dengan haluan melengkung ke atas. Gonting biasanya digunakan terutama untuk memancing dengan jala.

12. Gorab

Gorab dalam terminologi Bahasa Indonesia adalah gurab. Dalam Bahasa Arab disebut galai atau kapal dayung besar. Gorab merupakan kapal layar dua tiang yang dahulu sempat dikenal di Nusantara. Di India, gorab ini adalah jenis kapal bajak laut besar.

13. Jonk atau Joncken

Jonk atau Joncken dalam terminologi Indonesia dikenal dengan sebutan jung. Itu adalah kapal layar besar Cina dengan tiga tiang dan satu buritan yang sangat lebar. Kata itu sendiri berasal dari jung Jepang.

14. Kora-kora

potret kapal kora-kora
potret kapal kora-kora (Wikimedia Commons/Ver Huell, Quirijn Maurits Rudolph)

Kora-kora merujuk pada Ternate kora-kora atau kapal dayung asal Ambon yang dikenal sebagai kapal kerajaan. Ini merupakan kapal perang penduduk penghuni Kepulauan Rempah-rempah. Kapal ini bercadik besar dengan dilengkapi perlengkapan dayung. Awak kapalnya bisa terdiri dari ratusan pria.

Penamaan kora-kora berhubungan dengan Bahasa Spanyol, carraca, atau bahasa Arab, qaraqir yang bentuk jamaknya adalah qorqora. Namun, kata tersebut lebih dekat dengan Bahasa Portugis untuk kapal ini, coracora. Kata inilah yang kemudian diambil alih oleh Bahasa Melayu-Ambon sebagai kora-kora.

15. Paduakang, Paduwakang

potret kapal paduakang, kapal zaman voc
potret kapal paduakang (Wikimedia Commons/Karnebeek, Jhr. H.A.)

Paduakang atau Paduwakang dalam Bahasa Makassar disebut juga Padewakang. Itu merupakan kapal dagang asal Bugis-Makassar yang berukuran besar.

16. Pantjalang, Pencalang

Pantjalang atau pencalang adalah kapal layar berukuran besar asal Melayu yang memiliki dek terusan dengan satu atau dua tiang. Kapal layar jenis ini jadi kapal unggulan yang digunakan VOC dalam memerangi pembajak.

Dalam bahasa Melayu, kata tjalang berarti intai. Pencalang sebenarnya berarti perahu yang dikirim untuk mengintai.

Di setiap daerah, kapal ini berbeda-beda ukurannya. Kadang berupa kapal dagang besar yang dibuat dari papan, tetapi bisa juga berupa kapal penjelajah bajak laut.

17. Prauw Maijang

Prauw Maijang dalam Bahasa Melayu adalah Perahu Mayang. Itu adalah jenis perahu yang digunakan untuk menangkap ikan.

18. Spiegelschip

Spiegelschip (Bahasa Belanda) merupakan kapal dengan buritan yang biasanya dihias, berukuran luas dan berbentuk persegi.

19. Tingan

Tingan dalam Bahasa Melayu adalah Tinggang, yaitu kapal dagang yang berasal dari Jawa Barat. Dalam Bahasa Jawa disebut tenggang. Kapal ini punya dua kemudi yang biasanya dipakai untuk mengangkut barang-barang dan juga untuk transportasi.

20. Tjoenia atau Cunia

potret kapal tjoenia
potret kapal tjoenia (Wikimedia Commons/KITLV)

Tjoenia atau cunia berasal dari Bahasa Hokkien, yaitu chun-a. Itu adalah Jenis kapal yang cukup besar untuk mengangkut barang-barang.

21. Wankang, Wangkang

Wankang atau wangkang adalah kapal sejenis kapal jung, tetapi lebih kecil. Kapal ini biasanya hanya memiliki dua tiang.

***

Itulah daftar penamaan kapal zaman VOC. Kongsi dagang ini sendiri lahir pada 1602 dan bangkrut pada 1799. Kalau ada kapal lain yang kamu tahu, tulis di kolom komentar, ya.

Referensi: VOC Glossary Indonesia karya Mona Lohanda (dkk)/ANRI | gambar: Wikimedia Commons