Mengenal Alfonso de Albuquerque, Penjelajah Portugis Penakluk Malaka
Alfonso de Albuquerque adalah penjelajah penting Eropa yang mengukuhkan kekuasaan Portugis di Asia. Ia bukan hanya seorang penjelajah, tetapi juga seorang tantara ulung yang berperan besar dalam membangun jaringan benteng Portugis (fortalezas) dan pos perdagangan (feitorias) di Samudra Hindia.
Alfonso de Albuquerque dikenal juga sebagai Afonso de Albuquerque the Great. Ia lahir di Alhandra, dekat Lisbon, Portugis pada 1453. Albuquerque lahir dari kalangan bangsawan yang turun temurun melayani Raja Portugis.
Siapa Alfonso de Albuquerque dan apa saja perannya dalam sejarah?
Awal mula penjelajahan bangsa Portugis
Sebelum mengenal lebih jauh mengenai sepak terjang seorang Alfonso de Albuquerque, alangkah lebih baiknya untuk mengerti asal mula penjelajahan bangsa Portugis.
Pada permulaan abad ke-15, Eropa bukanlah kawasan paling maju di dunia. Kekuatan besar yang sedang berkembang justru adalah Islam. Di tangan Turki Ottoman, pada tahun 1453, Islam menaklukkan Konstantinopel dan memotong perdagangan Eropa dengan Asia.
Meski begitu, di antara bangsa Eropa lainnya, Portugis mencapai kemajuan dalam teknologi tertentu, terutama berkat pengetahuan geografi dan astronomi. Portugis menguasai teknologi pembuatan kapal sehingga kapal-kapal mereka lebih cepat, lebih mudah dinavigasi, dan lebih layak mengarungi Samudra. Mereka pun mulai mempersenjatai kapal mereka dengan meriam-meriam.
Para pelaut Portugis, disokong oleh dukungan dari Pangeran Henry (1460), memulai penjelajahan panjang di Samudra. Mereka ingin mencari emas, juga menemukan sumber rempah-rempah yang berarti mendapatkan jalan ke Asia.
Bagi mereka, dengan menguasai sumber rempah-rempah berarti Portugis bisa memonopoli perdagangannya. Juga bisa memotong jalur perdagangan Islam di Venesia di Laut Tengah (Mediterania).
Di antara rempah-rempah, cengkih dari Indonesia bagian timur adalah salah satu yang paling berharga. Selain cengkih, rempah-rempah lain seperti lada, buah pala, dan bunga pala juga berharga di Eropa.
Kawasan Indonesia bagian tiimur inilah yang menjadi tujuan utama Portugis. Meskipun pada saat itu, mereka belum punya gambaran sedikit pun tentang letak “Kepulauan Rempah-rempah” tersebut.
Penjelajah Samudra asal Portugis
Sebelum Alfonso de Albuquerque, sudah ada beberapa penjelajah Portugis yang mengarungi Samudra luas. Bartolomeu Dias mengitari Tanjung Harapan dan memasuki perairan Samudra Hindia pada 1487. Satu dekade kemudian, pada 1497, giliran Vasco da Gama sampai ke India.
Dari ekspedisi ini, orang-orang Portugis sadar bahwa persaingan di jalur perdangan tidaklah mudah. Barang dagangan mereka tak dapat bersaing di pasaran India. Karena itulah, mereka memilih jalur peperangan untuk menguasainya.
Alfonso de Albuquerque berperan mengokohkan kekuasaan Portugis di Asia
Orang Protugis yang paling berperan penting dalam menempuh upaya penaklukkan jalur perdagangan di Asia adalah Alfonso de Albuquerque (1459-1515).
Albuquerque punya banyak pengalaman tempur dalam banyak operasi militer yang dilakukan Portugis. Ia terlibat dalam perang untuk menaklukkan umat Islam seperti penaklukkan di Maroko dan Castille. Ia juga nantinya menaklukkan Socotra dan Ormuz (Hormuz).
Dalam penjelajahan samudra, Albuquerque memulai ekspedisinya menuju India pada 1503. Di sana, ia bersekutu dengan penguasa Cochin (Kochi) dan membangun benteng Portugis. Di sinilah benteng Portugis pertama di Asia berada. Misi ini sukses, dan ia pun kembali Portugis.
Namun, pertualangannya jauh dari kata usai. Pada 1506, Albuquerque menjelajahi pantai timur Afrika dan membangun benteng di Pulau Socotra. Ia berupaya untuk memblokir Laut Merah dengan tujuan memutus perdagangan Arab dengan India.
Setahun kemudian, pada 1507, Albuquerque berhasil merebut Hormuz, sebuah pulau antara Teluk Persia dan Teluk Oman. Dari tempat inilah ia membuka perdagangan antara Persia dan Eropa.
Pencapaian besar lainnya yang berhasil dilakukan Alfonso de Albuquerque adalah penaklukkan Goa di pantai barat India. Pada Maret 1510, Albuquerque menaklukkan Goa yang kemudian menjadi pangkalan tetap Portugis sekaligus ibukota kekuasaan Portugis di Asia.
Albuquerque sendiri telah diangkat menjadi Gubernur Portugis di India sejak 1509. Dengan kata lain, ia merupakan komandan keseluruhan armada Portugis di Samudra Hindia. Ia memiiki armada berkekuatan 23 kapal dan lebih dari seribu orang.
Alfonso de Albuquerque menaklukkan Malaka
Setelah Goa, sasaran penting Portugis berikutnya adalah Malaka. Malaka merupakan jalur timur perdagangan Asia yang tak kalah pentingnya.
Mengetahui strategisnya Malaka, Raja Portugis mengutus Diogo Lopes de Sequeira untuk menjalin hubungan persahabatan dengan penguasa Malaka. Ia tiba di Malaka pada 1509.
Namun, dalam perkembangannya, hubungan antara Sequeira dengan penguasa Malaka kala itu, Sultan Mahmud Syah (1488-1528) tak berjalan baik. Sultan melawan Sequeira, menawan beberapa anak buahnya dan mencoba menyerang empat kapal Portugis yang akhirnya bisa kabur.
Portugis tentu saja tak tinggal diam. Pada April 1511, Alfonso de Albuquerque turun tangan.
Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa menuju Malaka dengan membawa kekuatan sekitar 1.200 orang dan 17 atau 18 buah kapal. Setelah bertempur sengit, Malaka pun berhasil ditaklukkan.
Albuquerque tinggal di Malaka hingga November 1511 sebelum kembali ke India. Ia tinggal di Malaka untuk mempersiapkan pertahanan Malaka agar bisa bertahan dari serangan balasan orang-orang Melayu.
Setelah Malaka ditaklukkan, Albuquerque mengirim misi penyelidikan ke Nusantara bagian timur di bawah pimpinan Francisco Serrao. Tujuannya untuk mencari Kepulauan Rempah-Rempah. Serrao berhasil mencapai Hitu di Ambon sebelah utara. Saat itu, Portugis disambut baik oleh penguasa lokal karena bisa dijadikan sekutu melawan penguasa lokal lainnya.
Akhir petualangan Albuquerque
Sementara Serrao melakukan ekspedisi di kepulauan Maluku, Albuquerque kembali ke India. Albuquerque masih berupaya menaklukkan kota perdagangan penting lainnya di Asia. Salah satunya adalah Aden. Akan tetapi, Albuquerque gagal.
Alfonso de Albuquerque wafat pada 15 September 1515 di atas sebuah kapal yang masih berada di sekitar Goa. Kapal itu sejatinya akan mengantarkannya dari Goa ke Ormuz.
Referensi: buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 karya M.C. Ricklefs | buku Southeast Asia: A Historical Encyclopedia from Angkor Wat to East Timor karya Ooi Keat Gin (ed) | Britannica | gambar: Wikimedia Commons
- 6 Podcast Peter Carey Ini Bahas Pangeran Diponegoro, Menarik! - September 25, 2024
- Daftar Isi Buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 Karya M.C. Ricklefs - August 12, 2024
- Daftar Provinsi di Indonesia Beserta Ibu Kotanya, Ada 38 Provinsi - August 5, 2024