Museum Geologi Bandung: Profil Singkat dan Alamat
Museum Geologi Bandung merupakan museum dengan koleksi khusus. Koleksinya berupa materi-materi geologi seperti fosil, batuan, hingga mineral yang berasal dari berbagai wilayah di Nusantara.
Semua koleksi yang ada di museum ini hasil dari penyelidikan geologi di Indonesia yang dimulai sejak tahun 1850-an. Jumlah koleksinya mencapai sekitar 250.000 batuan dan mineral serta 60.000 koleksi fosil dan lainnya.
Bangunan museum terdiri dari dua lantai. Pada lantai I terdapat Ruang Geologi Indonesia yang menyajikan keadaan geologi di pulau-pulau besar di Nusantara. Selain itu, terdapat juga Ruang Kegunungapian yang di dalamnya terdapat informasi mengenai gunung api aktif di Indonesia.
Tak ketinggalan, di lantai I juga disajikan informasi sejarah perkembangan makhluk hidup. Di sini terdapat kumpulan fosil manusia purba hingga artefak yang menggambarkan perkembangan budayanya.
Pada lantai II, terdapat maket pertambangan di Pegunungan Tengah Papua, yang merupakan pertambangan emas terbesar di Indonesia. Juga terdapat miniatur aktivitas pertambangan seperti pengeboran minyak dan gas bumi.
Sejarah singkat Museum Geologi Bandung
Seperti telah disinggung di atas, berdirinya Museum Geologi Bandung tak terlepas dari sejarah penyelidikan geologi di Indonesia.
Menyadari pentingnya memahami keadaan geologi di tanah jajahan, pemerintah Hindia Belanda membentuk Dienst van het Mijnwezen pada tahun 1850. Selanjutnya, lembaga ini berganti nama menjadi Dienst van den Mijnbouw pada tahun 1922 dengan tugas melakukan penyelidikan geologi dan sumber daya mineral.
Tugas tersebut menghasilkan banyak temuan seperti fosil, batuan, dan mineral serta berbagai laporan dan peta. Oleh karena itu, dibutuhkan tempat penyimpanan sekaligus tempat untuk menganalisis.
Sehingga pada tahun 1928, Dienst van den Mijnbouw membangun gedung bernama Geologisch Laboratorium. Gedung bergaya art deco ini dirancang oleh seorang arsitek Belanda bernama Ir. Menalda van Schouwenburg.
Gedung ini diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929 bertepatan dengan penyelenggaraan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth Pacific Science Congress). Pada perkembangannya, gedung ini menjadi Geologisch Museum.
Pada masa Perang Dunia II, bangunan museum sempat dijadikan markas Angkatan Udara oleh pemerintah Hindia Belanda. Sementara koleksi museum dipindahkan ke gedung lain, yaitu gedung yang sekarang bernama Gedung Dwiwarna.
Selama masa penjajahan Jepang, gedung ini diberi nama Kogyo Zimusho dan setahun kemudian berganti nama menjadi Chishitsu Chosacho.
Setelah Indonesia merdeka, pengelolaan Museum Geologi berada di bawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi. Museum Geologi kemudian menjadi Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi di bawah Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Alamat
Museum Geologi Bandung berlokasi di Jalan Diponegoro N0. 57, Cihaur Geulis, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat.
Lihat Lokasi di Google Maps: Museum Geologi Bandung
Jarak tempuh ke museum dari Stasiun Bandung sektiar 5 km. Jarak dari Stasiun Kiaracondong sekitar 5,5 km dan jarak dari Terminal Leuwipanjang sekitar 9 km.
Waktu operasional museum pada hari Selasa, Rabu, Kamis, Sabtu, dan Minggu, jam 09.00-15.00 WIB. Untuk informasi terbaru mengenai kunjungan dan tiket masuk, kamu bisa lihat di akun Instagram-nya: @geomuzee
Baca Juga: Daftar Lengkap Nama Museum di Indonesia
Kamu sudah pernah berkunjung? Tulis review-nya di kolom komentar ya!
Referensi: Buku Katalog Museum Indonesia Jilid I, Kemendikbud | Kompas | ESDM
- 6 Podcast Peter Carey Ini Bahas Pangeran Diponegoro, Menarik! - September 25, 2024
- Daftar Isi Buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 Karya M.C. Ricklefs - August 12, 2024
- Daftar Provinsi di Indonesia Beserta Ibu Kotanya, Ada 38 Provinsi - August 5, 2024