4 Kegunaan Rempah-Rempah bagi Bangsa Eropa Abad Pertengahan
Kegunaan rempah-rempah tentu penting bagi bangsa Eropa era abad pertengahan. Jika tidak, buat apa mereka bersusah payah mengarungi samudra untuk menemukan kepulauan penghasil rempah?
Dalam perdagangan komoditas di Eropa pada abad ke-15, rempah-rempah datang melalui jalur darat dan jalur laut Timur Tengah. Baru setelah VOC berdiri pada 1602, rempah-rempah didatangkan langsung dari Kepulauan Nusantara.
Pada abad pertengahan dan periode modern awal, rempah-rempah adalah istilah yang diterapkan secara bebas untuk semua jenis produk alami yang memiliki daya tarik khusus atau eksotis. Rempah-rempah jadi penyebutan untuk lada hingga gula, bahkan sampai sekresi hewan.
Rempah-rempah sendiri telah diimpor dari daerah Timur sejak zaman kuno. Maka tak heran jika orang Eropa kemudian sangat menyukai rempah-rempah.
Kegunaan Rempah-Rempah bagi Bangsa Eropa Abad Pertengahan
Ada beberapa kegunaan rempah-rempah bagi Bangsa Eropa. Selengkapnya akan diuraikan di bawah ini.
1. Sebagai penambah rasa makanan
Di seluruh Eropa, rempah-rempah berharga sebagai bahan dalam pengolahan makanan. Rempah-rempah tersebut termasuk lada, jahe, cengkih, pala, fuli, kayu manis, kunyit, adas manis, zedoary (kunyit putih), dan jinten.
Kegunaan rempah-rempah tidak hanya untuk menambah rasa pada bahan makanan atau saus, tetapi juga pada anggur. Beberapa rempah bahkan bisa mengkristal dan dimakan sendiri sebagai manisan.
Sekantong rempah-rempah selalu diperlukan dalam sebuah perjamuan kerajaan atau pun pesta pernikahan. Pada abad ke-15 di istana Duke of Buckingham di Inggris, pengurus rumah tangganya menggunakan sekitar 900 gram rempah-rempah setiap hari. Dari jumlah tersebut, kebanyakannya adalah lada dan jahe.
2. Sebagai penanda status sosial
Daya tarik rempah-rempah lainnya adalah jumlahnya yang langka dan terbatas di pasaran. Semakin langka, semakin mahal harganya sehingga rempah-rempah menjadi simbol status yang nyata bagi orang kaya Eropa saat itu.
Rempah-rempah biasanya terdapat di dapur-dapur orang kaya Eropa. Meski begitu, kelas masyarakat di bawahnya mencari dan menggunakan lada kapan pun mereka bisa mendapatkannya.
3. Sebagai pengharum atau parfum
Kegunaan rempah-rempah lainnya adalah sebagai pengharum. Rempah-rempah dibakar seperti dupa untuk mengharumkan ruangan. Jika tidak dibakar, rempah-rempah cukup disebarkan di lantai.
Rempah-rempah juga bisa berfungsi sebagai parfum. Untuk beberapa jenis, rempah-rempah bahkan bisa dioleskan ke kulit.
Di banyak tempat, mulai dari gereja hingga rumah bordil, rempah-rempah digunakan untuk menghilangkan bau tak sedap sekaligus meningkatkan kualitas udara dalam ruangan. Beberapa rempah-rempah beraroma kuat dianggap mampu memerangi bau busuk yang dianggap sebagai sumber penyakit. Selain sebagai pengharum, rempah-rempah pada akhirnya berfungsi untuk menjaga kesehatan.
4. Kegunaan rempah-sempah sebagai obat
Pada abad pertengahan di Eropa, rempah-rempah pun dipercaya sebagai bahan untuk obat-obatan. Pertama, rempah-rempah bisa digunakan untuk membersihkan tubuh. Kedua, saat itu masih berkembang keyakinan bahwa tubuh yang sehat membutuhkan keseimbangan dari empat elemen inti (bumi, air, api, dan udara).
Nam Jong Kuk dalam tulisannya berjudul Medieval European Medicine and Asian Spices juga menyebutkan bahwa rempah-rempah memang populer sebagai obat di kalangan orang Eropa selama abad pertengahan.
Itu semua tak terlepas dari sistem medis yang berkembang. Dilansir Nam Jong Kuk, ilmu kedokteran Barat saat itu berakar pada teori humoral yang disusun oleh Hippocrates dan Galen. Inti dari teori humoral adalah keselarasan antara manusia dan alam semesta, dan penyakit bisa muncul jika terjadi gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh.
Rempah-rempah dipercaya berperan penting dalam menjaga keseimbangan humoral yang penting untuk kesehatan tubuh tersebut. Selain itu, rempah-rempah juga digunakan untuk mengobati penyakit dan luka di banyak organ tubuh, termasuk dada, organ pernapasan, perut, jantung, otak, hati, bibir, Rahim, dan wajah.
Rempah-rempah bisa dikonsumsi langsung sebagai obat, atau diolah menjadi pil, krim, dan sirup.
Baca Juga: 3 Rempah-Rempah Indonesia yang Jadi Komoditas Unggulan VOC
Khasiat rempah-rempah
Lada diklaim oleh ahli kimia saat itu sebagai obat yang dapat menyembuhkan luka kulit yang dangkal. Lada juga bisa dijadikan sebagai penangkal racun. Jenis lada hitam pun dipercaya sebagai pengobatan yang baik untuk batuk dan asma.
Kayu manis dipercaya dapat membantu menyembuhkan demam. Sementara pala baik untuk perut kembung. Sedangkan Jahe yang dihangatkan dianggap sebagai afrodisiak atau obat perangsang kegiatan seksual.
Orang Eropa abad pertengahan mengunyah fuli atau mendiamkannya dalam mulut untuk menghilangkan cairan berlebih dari otak. Lada dan fuli juga digunakan untuk menghilangkan dahak lengket yang dingin dan basah dari dada dan organ pernapasan.
Cengkih digunakan untuk membuat cairan bersirkulasi dan menyebar dengan baik ke seluruh tubuh. Selain itu, cengkih juga merupakan obat yang cukup kuat untuk mengobati sakit jantung, pingsan, dan mati lemas kandungan.
Kayu manis juga dipercaya memiliki efek melindungi otak dengan baunya yang harum. Fungsi lainnya adalah bisa memperkuat perut yang lemah.
Tingkat keampuhan rempah-rempah sebagai obat
Dalam dunia pengobatan Eropa abad pertengahan, ada beberapa buku yang jadi panduan dunia kedokteran. Salah satunya adalah Le Livre des Simples Medecines, buku versi Prancis yang diterjemahkan dari buku Circa Instans karya Matthaeus Platearius. Ia adalah seorang dokter terkemuka di Sekolah Kedokteran Salerno di Italia Selatan pada abad ke-12.
Dalam edisi Prancis tersebut, dijelaskan secara rinci sifat dan efek dari rempah-rempah yang umum. Antara lain lada, jahe, kayu manis, cengkih, pala dan mace (gada).
Rempah-rempah digunakan sebagai obat penting karena sifatnya yang hangat dan kering. Karena sifat hangat ini, mereka digunakan untuk mengobati pilek, asma, dan gangguan pencernaan yang disebabkan oleh cuaca dingin.
Buku kedokteran abad pertengahan mengklasifikasikan kebanyakan obat, termasuk rempah-rempah, ke dalam empat derajat dari kehangatan (warmth), kedinginan (coldness), kekeringan (dryness), atau kelembaban (humidity). Tingkat pertama adalah yang terlemah, sedangkan tingkat keempat memiliki sifat obat sederhana yang paling kuat.
Lengkuas, kapulaga, pala dan fuli tingkat kehangatan dan kekeringannya sampai dengan derajat kedua. Kayu manis tingkat kehangatannya sampai derajat ketiga dan tingkat kekeringannya sampai derajat kedua.
Jahe tingkat kehangatannya sampai derajat ketiga dan kelembabannya sampai derajat pertama. Sedangkan lada tingkat kehangatan dan kekeringannya bisa mencapai derajat keempat.
Dengan tingkat kehangatan dan kekeringan yang sampai derajat keempat, lada adalah obat terkuat yang bisa menghasilkan manfaat medis. Meski belum pasti, bisa jadi inilah alasan kenapa lada menjadi primadona komoditas yang mengambil setengah dari total impor rempah-rempah Eropa abad pertengahan.
***
Kegunaan rempah-rempah sangat berlimpah. Rempah-rempah bisa digunakan sebagai penambah rasa makanan, sebagai simbol status sosial, sebagai pengharum dan penyegar udara, juga yang terpenting sebagai bahan pengobatan.
Referensi: World History Encyclopedia | Medieval European Medicine and Asian Spices karya Nam Jong Kuk dalam Korean Journal of Medical History, 2014 | gambar: Wikimedia Commons
- Daftar Isi Buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 Karya M.C. Ricklefs - August 12, 2024
- Daftar Provinsi di Indonesia Beserta Ibu Kotanya, Ada 38 Provinsi - August 5, 2024
- Peta Lokasi dan Sebaran Museum di Indonesia - January 14, 2023